Oleh Ghyna Asita

4-8 September 2019, Bandung Readers Festival 2019 digelar di beberapa tempat. Kegiatan menarik seperti diskusi, taaruf buku, workshop dibuka gratis untuk umum, juga bazar buku yang mendatangkan Mocosik dari Yogya.

7-8 September 2019 bertepatan jatuh di hari sabtu dan minggu, BRF mulai berkegiatan di Gedung Sate. Dimulai dari pukul 09.00 kegiatan diskusi dilaksanakan terus menerus hingga 21.00.

Nampak dari jauh kerumunan orang-orang sedang mendengarkan beberapa narasumber yang sedang berbicara di panggung. Saya mengisi waktu dengan berkeliling melihat booth yang berjajajar, dan terlihatlah booth “Bindingideas” dari Salatiga yang mengadakan workshop binding buku. Dengan Rp.20.000, saya mendapatkan seperangkat bahan-bahan binding buku sebagai fasilitas workshopnya.

Peralatan Binding Buku
Peralatan Binding Buku di BRF

Bahan-bahan yang diberikan berupa cover buku yang terbuat dari art paper dengan pilihan 4 warna pink, hitam, hijau daun, dan tosca, isi buku beberapa lembar kertas samson (kertas daur ulang), benang wool berbagai macam warna. Selain itu disediakan jarum jahit, jarum sol sepatu, cuter, pensil, penggaris, gunting, dan cutting board.

Kita diberi pengarahan oleh kak Priska, mulai memotong kertas hingga menjahit benang pada kertas, hingga selesai. Workshop berlangsung sangat menarik, murah dan bermanfaat namun pada workshop ini tidak dijelaskan mengenai sejarah dan asal-usul binding. Bisa dikatakan, inilah yang menjadi kekurangan workshop yaitu materi tentang asal-usul dan kesejarahan singkat tentang binding.

Awal Mula Binding

Binding menurut kamus bahasa inggris yang berarti mengikat, merupakan salah satu teknik menjilid buku kuno. Penjilidan buku memiliki sejarah yang sangat panjang. Awalnya buku konvensional yang merupakan lembaran-lembaran papirus[1] yang digulung memanjang. Seiring berjalannya waktu proses penjilidan buku mengalami banyak perubahan, dari papirus berbentuk gulungan hingga menjadi lembaran dan dilapisi kulit hewan, lalu disusun dan kemudian dijahit hingga menjadi seperti buku yang hari ini kita lihat. Jahitan sangat bergantung pada ketebalan dari tiap halaman (gramatur), semakin sedikit jumlah gramatur maka akan semakin sedikit jumlah jahitannya.

Workshop dari “Bindingideas” ini termasuk workshop yang paling murah karena beberapa tempat di Bandung menawarkan harga lebih tinggi, sekitar 100 ribu hingga 300 ribu per workshopnya. Harga bookbinding yang sudah jadi pun sangat murah, berkisar antara 8 ribu hingga 85ribu rupiah.

Peserta workshop tidak dibatasi usia, dari anak-anak, remaja, hingga ibu-ibu. Harga workshop yang terbilang murah, unik dan tak terbatas usia ini menjadi daya tarik bagi pengunjung yang datang di Bandung Readers Festival 2019 untuk bergabung pada workshop di “Bindingideas”. Booth “Bindingideas” menjadi booth yang cukup ramai pengunjung, baik untuk membeli, mengikuti workshop atau sekedar melihat-lihat saja.

Sebagai pengunjung, saya sangat berharap workshop unik seperti ini selalu diberi tempat dalam kegiatan tahunan Bandung Readers Festival, karena literasi bukan selalu hanya tentang buku-buku saja.

Editor: Dy Murwaningrum

Foto: Dok Penulis

[1] Sejenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pembuat kertas

refensi:http://seputarduniaprinting.blogspot.com/2016/05/pengertian-dan-macam-macam-binding.html