oleh : Rena Asyari

Ma Anand Sheela, dia dipuja sekaligus dihancurkan. Tahun 1981-1985an di Antelope, Wasco County Oregon Amerika Serikat tak ada satupun yang berani melawan Sheela. Dia menjadi sosok kunci dari sekte Rajneeshpuram, aliran spiritual yang sukses menghimpun banyak pengikut. 

Tubuhnya kini ringkih, rambutnya pun telah memutih, nada suaranya memelan, namun ada satu yang tak digerogoti usia yaitu sorot matanya yang tetap tajam menatap setiap lawan bicaranya. Di desa kecil dan terpencil di Swiss, dia mengisi hari-harinya dengan gelak tawa ataupun bercengkrama dengan sorot mata sayu dari setiap orang yang menggenggam tangannya.

Siapa yang menyangka, orang yang dengan telaten merawat para lansia itu dulunya adalah musuh Amerika, sosok yang paling di cari sekitar tahun 1985-an. Setelah menjadi buronan selama berbulan-bulan, hingga melibatkan hukum internasional, dia pun ditangkap. Dia disinyalir telah melakukan serangan bioteror, meracuni makanan dengan bakteri salmonella melalui udara hingga menyebabkan lebih dari tujuh ratus orang mengalami keracunan. Dia pun didakwa oleh pengadilan Amerika atas tuduhan penyadapan, penyerangan dan peracunan. Dakwaan serius tersebut hanya mungkin dialamatkan pada sosok yang punya pengaruh dan aksi yang besar.

Sheela adalah perempuan keturunan Gujarat, India yang mengabdikan diri sebagai sekretaris pada guru spiritual terkenal bernama Rajnessh atau lebih dikenal dengan sebutan Osho. Kisahnya bermula dari diusirnya kelompok spiritualnya yang dinamai Sekte Rajnesshpuram dari India. Dengan segenap cara, bahkan sampai melakukan penipuan keimigrasian, dia beserta guru dan kelompoknya pindah dan memilih Amerika Serikat, sebagai rumahnya yang baru. Perkembangan Rajneeshpuram yang meluas membuatnya yang bersatus sebagai orang kedua terpenting dalam Sekte Rahnessphuram menjadi perempuan yang populer dan  berkuasa.

Sejak kepindahannya ke Antelope tahun 1980an, dia menjadi perhatian publik. Kedatangannya meresahkan penduduk lokal. Kelompoknya mengakuisisi wilayah, bahkan dalam waktu singkat berhasil membangun kota mandiri yang diberi nama Rajnesshpuram. Kota yang dipenuhi fasilitas umum termasuk juga membangun bendungan. Selain itu, aktifitas kelompoknya membuat warga geram karena tingkahnya arogan, dan seringkali menggangu ketertiban umum dengan membuat keributan ataupun melakukan pesta seks. 

Semakin banyak warga yang melayangkan kritik pada pemerintah pusat karena terganggu oleh keberadaan mereka, maka Sheela pun menjadi sosok yang paling dicari untuk dimintai pertanggungjawaban. Pemerintah Amerika mulai memborbardir dengan berbagai peringatan, namun dia tak ciut. Dia ahli strategi, manajemen konflik, networking dan cakap dalam public speaking, Dia pun menjadi media darling.

Dalam setiap wawancara sikapnya tetap tenang namun dingin. Dia tak segan melontarkan makian, kata-kata kasar, mengkritik, menghina bahkan mengancam balik. Dengan mata dan senyumnya yang khas, dia menantang siapapun yang berani mengusik kelompoknya. Selama lima tahun dia menikmati menjadi perempuan penting yang dipuja puluhan ribu pengikutnya. Sayangnya, sikap arogansi yang dipeliharanya membuatnya jatuh dalam bahaya.

Perjalanan hidupnya yang tidak biasa, menjadikannya salah satu perempuan penting yang harus dicatat sejarah dunia. Dengan gesit Netflix, sebuah perusahaan produksi film mengangkat kisah hidupnya dengan judul “Searching for Sheela” yang sudah tayang tahun 2021. Film tersebut melengkapi film dokumenter sebelumnya tentang kehidupan para sanyasin di kota Rajnesspuram yang diberi judul “Wild-Wild Country”.

Dinginnya penjara membuat dirinya penuh, dari seseorang yang penuh ambisi hingga menjadi sosok mengakui kesalahan, kekalahan, dan menghargai sebuah perjalanan. Di usianya yang senja, dia memilih menyamankan diri bersama orang-orang yang membutuhkan kehadirannya. Orang-orang yang kerap memanggilnya “Sheela”. Sheela selalu menjadi Sheela, Ma Anand Sheela. Dia tetap cerdas dan tangguh. Kisah kontroversinya di masa muda tak membuatnya surut langkah di hari ini.  Dia menebus kesalahan di masa lalunya dengan cinta bersama komunitas disabilitas yang dia bangun di Bassel, Swiss.